Total Tayangan Halaman

Jumat, 18 Februari 2011

Praktek Pengukuran dengan Alat Ukur Modern

Pada tahun 2010 kemarin, saya bersama beberapa orang rekan se-BPN seluruh Indonesia, mengikuti pelatihan mengenai penggunaan alat ukur jenis terbaru yang di sebut GNSS CORS..
Ini adalah jenis GNSS CORS yang merknya JAVAD..Ini di bawah ini pasangannya handheld javad namanya viktor javad

Untuk menggunakan alat ini lumayan ribet..karena harus menggunakan chip kartu gsm..hmm kayak handphone dong.



Selain sinyal gprs harus kuat.. ternyata jumlah satelit yang ditangkap oleh alat ini harus banyak...
Satelit yang ada pada alat ini ada 2 macam yaitu satelit GPS dan Glonass. Untuk mengukur bidang yang tidak tertutup pepohonan dan bangunan rumah. Alat ini cukup mumpuni..tetapi kalau terhalang tembok atau pohon ...alamak lama banget..
Untuk dapat mengukur dengan presisi, kita harus mencapai nilai fix..yaitu berkisar 2 cm- 4 cm..
Untuk luas yang ribuan meter sih gak masalah... tetapi di kota Bandung banyak bidang tanah yang hanya 15-20 m2..itu sudah jadi bangunan permanen berupa rumah.
Saya menggunakan alat ini untuk pengukuran bidang yang luasnya di atas 1000 m²,dan juga tanah kosong





Sekilas tentang GNSS CORS
Continuously Operating Reference Station (CORS)
Penentuan posisi relatif dengan Global Positioning System (GPS) untuk keperluan survey dan pemetaan telah mencapai puncaknya pada beberapa tahun belakangan ini.
Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi GPS menjadi Global Navigation Satellite System (GNSS). Aplikasi ini bisa mendapatkan ketelitian tinggi dengan tingkat produktivitas yang tinggi pula. Pada awalnya, penentuan posisi relatif dengan GNSS hanya bisa dilakukan dengan pengamatan yang lama dengan proses post processing. Dalam perkembangannya, penentuan posisi secara real time telah banyak menggantikan aplikasi relatif yang sudah ada.
Pada umumnya penentuan posisi secara real time ini hanya menggunakan satu base station yang umum disebut sebagai GNSS Real Time Kinematic (single base RTK). Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, beberapa reference stations GPS yang pada awalnya digunakan untuk kegiatan geodinamik telah digunakan sebagai alternatif infrastruktur untuk pengamatan secara real time yang lazim disebut Continuously Operating Reference Station (CORS) dengan aplikasi Network RTK. Pada prinsipnya network RTK ini sangat mirip dengan single base RTK. Bedanya adalah dalam network RTK ini koreksi terhadap rover receiver adalah sebuah koreksi jaringan dengan ketelitian yang lebih bagus. Selain itu, network RTK ini mempunyai kehandalan dalam memperpanjang jarak antara base dan rover. Single base RTK mempunyai panjang jarak antara base dan rover lebih kecil atau sama dengan 10 km dan bergantung kepada kekuatan sinyal radio pembawa koreksi. Sedangkan untuk network RTK, jaraknya bisa di perpanjang sampai 30-50 km. Bahkan di daerah lintang rendah dan lintang tinggi dari equator, cakupannya bisa mencapai 100 km.
sumber:
Seminar Nasional GNSS-CORS Yogyakarta, 17 Juli 2010
Prosiding Seminar oleh Farid Hendro

1 komentar: